Ifa Isfansyah merupakan seorang director, producer, writer, serta pendiri Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan Jogja Film Academy. Film pendeknya "Half Teaspoon" (2007) memenangkan penghargaan untuk Film Pendek Asia Terbaik di Hongkong Independent Film-Video Awards 2008 dan dikomposisikan di International Film Festival Rotterdam 2008. Pada tahun 2022, beliau sukses menjadi produser dalam film “Before, Now, & Then (Nana)” yang berhasil memenangkan Film Cerita Panjang Terbaik pada Festival Film Indonesia. Pada tahun 2023 kemarin, beliau kembali hadir dengan filmnya yang berjudul “Gadis Kretek” dan berhasil masuk dalam Busan International Film Festival (BIFF) 2023.
Aryudha Fasha merupakan seorang aktor yang sudah menjelajahi berbagai karakter dan telah hadir dalam sejumlah shorts, features, web series, public service announcements, commercial video, and music videos . Kemampuan akting beliau sudah tidak perlu diragukan lagi karena beliau berhasil meraih penghargaan Aktor Terbaik di Bogor Independent Film Festival (BRIEFF) pada tahun 2022. Pada tahun 2023 kemarin, Aryudha Fasha membintangi sebuah web series yang berjudul “Tilik The Series” sebagai Nopek dan mendapatkan beberapa nominasi dalam Festival Film Bandung 2023. Pada tahun yang sama, beliau berhasil meraih Aktor Terbaik Layar Lokal 4 pada tahun 2023. Baru-baru ini, beliau kembali hadir dengan peran sebagai Toni dalam film “Mendung Tanpo Udan” (2024).
Ginanti Rona memulai karirnya sebagai Assistant Director pada tahun 2009 dan bekerja sama dengan The Mo Brothers dan Gareth Evans di beberapa genre film. Film debutnya “Midnight Show” (2016) mendapatkan beberapa nominasi di festival film, yaitu Piala Maya untuk nominasi Debut Sutradara Film, Seleksi Resmi di Festival Film Horor Internasional; Strangers With My Face, Puerto Rico Horror Film Festival, dan Tokyo Scream Queen Film.
Beliau juga menyutradarai beberapa serial untuk OTT Platforms, yaitu “Titisan” (2020), “Paradise Garden” (2021) di Screenplay Films, “Story of Dinda” (2021) di Visinema Pictures, “Kalian Pantas Mati” (2022) di Netflix, dan web series terbarunya “Ratu Adil” (2024) di Vidio. Tak hanya itu, karya filmnya yang berjudul “Qorin” (2022) dan “Susuk: Kutukan Kecantikan” (2023) juga berhasil tayang di bioskop nasional.
Yosep Anggi Noen merupakan seorang sutradara, penulis, dan editor yang berhasil meraih penghargaan Dragon and Tiger Special Mention Award di Vancouver dengan filmnya yang berjudul “Peculiar Vacation and Other Illnesses (2012)”. Selain itu, filmnya yang berjudul “The Science of Fictions” (2019) berhasil memenangkan Golden Leopard Special Mention di Locarno Film Festival 2019 dan Piala Maya pada tahun 2021 sebagai Sutradara Terpilih. Tak lama ini, Yosep Anggi Noen kembali menyutradarai film yang berjudul “24 Hours With Gaspar” (2023) dan berhasil meraih sembilan nominasi dalam Festival Film Indonesia 2023.
Igak Satrya Wibawa adalah Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura, serta seorang dosen dalam Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya, Peminatan Industri Kreatif Sekolah Pasca Sarjana. Mas Igak, panggilan akrabnya, menekuni riset dan kajian mengenai anak dan sinema yang sudah dituangkan dalam buku dan jurnal di dalam dan luar negeri. Mas Igak juga menjadi juri bidang kritik film di Festival Film Indonesia. Media dan industri kreatif adalah bidang keilmuan yang sangat dia sukai.
Bernard Realino Danu Kristianto merupakan seorang dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi & Bisnis Media Universitas Ciputra Surabaya dan terampil dalam bidang fotografi, musik, videografi, sinematografi, film, khususnya pada film dokumenter. Beliau telah mendapatkan gelar Master yang terfokus pada Studi Komunikasi dan Media, yaitu Associate of Art di Fakultas Film dan Televisi, dengan jurusan dokumenter. Salah satu karya filmnya adalah “Around The Sea (2010)” yang merupakan film pendek dokumenter dan berhasil untuk screening dalam Europe on Screen Film Festival dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam program Pendek dan Nyelekit pada tahun 2010.